Upaya Stabilkan Harga Dan Lindungi Masyarakat, Pemerintah Provinsi  Jawa Timur Lakukan Kegiatan Operasi Pasar Program Bantuan Ongkos Angkut Dan Kegiatan Pengawasan Barang Beredar.

Jelang datangnya HBKN ( Puasa dan Idul Fitri ), permintaan beberapa bahan pokok dan strategis di Jawa Timur seperti beras, gula, telor, daging, terigu serta minyak goreng diperkirakan akan sedikit mengalami kenaikan. Berdasarkan rekaman data tahun-tahun sebelumnya, kenaikan permintaan pasar terhadap beberapa komoditas pada even HBKN tsb diperkirakan mencapai sekitar 10 hingga 20  % dari kebutuhan normal.

Peningkatan permintaan ini telah menjadi bagian budaya sosial keagamaan masyarakat indonesia pada umumnya; dimana selama bulan ramadhan selain masyarakat perlu menyajikan menu sedikit istimewa untuk anggota keluarga, juga untuk menjamu sanak keluarga dalam tradisi atau ritual silaturahim saling kunjung-mengunjungi ketika hari raya Idul Fitri tiba.

Peningkatan permintaan yang biasanya akan diikuti naiknya harga komoditas ditingkat eceran, sebenarnya lebih bersifat faktor psikologis pasar (pedagang) dan bukan karena meningkatnya permintaan semata atau bahkan disebabkan gangguan kelangkaan barang. Diharapkan dengan tingkat ketersediaan stok berbagai bahan pangan segar maupun olahan Jawa Timur yang aman hingga tiga bulan kedepan, kenaikan harga tingkat eceran tidak terlalu signifikan. Perilaku belanja warga masyarakat, juga sangat berpotensi mempengaruhi pergerakan harga; karena itu Pemprov Jatim menghimbau agar masyarakat tidak berbelanja secara berlebihan.

Operasi pasar program bantuan ongkos angkut.

Dalam upaya mengendalikan dan mengantisipasi timbulnya fluktuasi harga yang tajam serta laju inflasi; Pemerintah Provinsi Jatim menggelar kembali operasi pasar dengan konsep bantuan ongkos angkut untuk komoditi migor, beras dan gula pasir.

Kegiatan operasi pasar yang akan digelar dari tanggal 13 Juli hingga 16 Agustus di seluruh Kabupaten/Kota se Jawa Timur; pelaksanaannya melibatkan secara aktif Bulog, produsen/distributor sebagai penyedia komoditas dan Dinas Perdagangan Kab/Kota dibantu petugas pengelola pasar sebagai pelaksana teknis lapangan.

Pengawasan barang beredar.

Seiring meningkatnya permintaan berbagai komoditas pangan segar maupun olahan pada even HBKN (puasa/lebaran) dan perubahan life style sebagian masyarakat menengah/atas; oleh pelaku usaha dilihat sebagai sebuah peluang usaha yang tidak boleh dilewatkan.

Tidak sedikit para pelaku usaha dalam melaksanakan aktivitas usahanya, dalam memanfaatkan momentum peluang pasar tersebut lebih mengedepankan target penjualan semata tanpa memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kesehatan masyarakat konsumen dengan memperdagangkan barang-barang yang tidak memenuhi ketentuan standar yang dipersyaratkan.

Dalam upaya melindungi masyarakat dari kemungkinan menggunakan atau mengkonsumsi barang-barang yang tidak layak konsumsi; Disperindag Provinsi Jatim bersama unsur lain yang tergabung dalam Tim Pengawasan Terpadu Provinsi Jatim (Polda, Bea Cukai, Distan, BPOM dll) akan melaksanakan kegiatan pengawasan barang di sejumlah pasar tradisional, toko/retail modern  hingga mall sebelum puasa hingga jelang lebaran nanti.

Bila dalam kegiatan pengawasan, petugas menemukan indikasi dugaan tindak pelanggaran, maka aparat akan menindaklanjuti mulai pembinaan tegoran, penindakan sanksi administratif hingga pro-justicia tergantung bentuk dan tingkat pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha.